Seperti yang diberitakan di Kompas Tekno tanggal 13 November kemarin, LinkedIn harus membayar ganti rugi US$ 15 juta atau setara Rp 176 milyar! Wuihhhh.
Siapa yang nuntut? para penggunanya sendiri, soalnya LinkedIn dinilai terlalu banyak mengirim email spam.
Penuntutnya itu mungkin para anggota premium, soalnya selama ini sih yang aku terima cuma email pemberitahuan ada anggota baru, mau linked gak? itu cuma sih. Atau karena profileku gak lengkap alias sangat sedikit sehingga linkedin tak bisa memutuskan mau kirim spam yang mana heheheheheheheeh
Jadi untuk mengatasi email spam ini, LinkedIn kabarnya akan menggunakan software "Air Traffic Controller" yang menjamin email yang masuk ke pengguna adalah email yang berisi informasi yang relevan dan dibutuhkan sehingga email akan berkurang sekitar 50% dari rata-rata saat ini.
Tapi menurutku sih, tetap saja spam, kita bakalan terima email yang belum tentu kita butuhkan.............
Oh ya.......yang US$ 15 juta itu kemana ya?????????